Terapi Psikologis
1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
CBT didasarkan pada ide bahwa cara kita berpikir mempengaruhi perasaan dan perilaku kita. Depresi membuat seseorang memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depan. Proses berpikir ini bisa menjadi otomatis tanpa disadari seiring dengan memburuknya depresi.
CBT membantu kamu untuk:
- Mengenali pikiran yang tidak membantu dan mengubahnya menjadi pikiran yang lebih realistis.
- Mengubah perilaku depresif dengan menjadwalkan aktivitas secara rutin dan terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan. Ini bisa mencakup manajemen stres, teknik relaksasi, dan pengelolaan tidur.
Disarankan untuk mengikuti 16–20 sesi CBT agar mendapatkan hasil yang efektif.
2. Terapi Perilaku (BT)
Terapi perilaku fokus pada perilaku seseorang dengan meningkatkan tingkat aktivitas dan kesenangan dalam hidup. Biasanya terapi ini membantu kamu mengenali dan mengubah perilaku yang merusak atau tidak sehat menjadi perilaku yang lebih produktif. Terapi ini bisa dilakukan secara individu atau kelompok, dan umumnya berlangsung selama 8–16 minggu.
3. Terapi Interpersonal (IPT)
IPT didasarkan pada ide bahwa masalah interpersonal atau hubungan pribadi adalah penyebab utama depresi. Oleh karena itu, terapi ini berfokus pada masalah yang berkaitan dengan hubungan pribadi dan membangun keterampilan untuk mengatasi masalah tersebut. Contoh keterampilan yang diajarkan dalam IPT antara lain:
- Menyelesaikan konflik dengan orang lain
- Menghadapi kesedihan atau perubahan dalam hubungan
- Mengembangkan hubungan yang lebih baik
Disarankan untuk mengikuti 16–20 sesi terapi IPT agar mendapatkan hasil yang efektif.
4. Mindfulness-based cognitive therapy (MBCT)
MBCT adalah kombinasi dari meditasi mindfulness dan CBT. MBCT mengajarkan kamu untuk fokus pada saat ini dengan menyadari apa yang sedang kamu alami atau perhatikan (termasuk pengalaman yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan), tanpa mencoba mengubahnya. Pendekatan ini digunakan untuk membantu kamu lebih sadar terhadap sensasi fisik, perasaan, dan pikiran yang kamu alami.
Pengobatan Medis
1. Obat Antidepresan
Obat antidepresan adalah jenis obat yang biasa digunakan untuk mengobati depresi, dan hanya bisa diresepkan oleh dokter atau psikiater. Terdapat berbagai jenis antidepresan, namun mekanisme utamanya adalah mengubah kadar zat kimia di otak yang berhubungan dengan emosi dan motivasi. Antidepresan efektif untuk orang dewasa yang mengalami depresi sedang hingga berat. Semua antidepresan memiliki beberapa efek samping, seperti munculnya pikiran untuk bunuh diri, mual, sakit kepala, rasa kantuk, atau kesulitan seksual.
2. Obat Antipsikotik
Obat antipsikotik bisa digunakan untuk depresi berat dan dapat diberikan sendiri atau dikombinasikan dengan antidepresan, terutama ketika pengobatan lain tidak berhasil. Efek samping yang umum termasuk kenaikan berat badan, mulut kering, masalah seksual, dan gangguan pergerakan di anggota tubuh dan wajah.
3. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
ECT bisa efektif untuk orang yang mengalami depresi berat yang tidak merespon pengobatan lain, atau jika ada risiko kematian akibat bunuh diri atau penolakan untuk makan dan minum. ECT dilakukan dengan memberikan arus listrik ke otak untuk memicu kejang. Pengobatan ini dilakukan di bawah anestesi umum, disertai dengan pemberian pelemas otot. ECT dapat menyebabkan efek samping jangka pendek seperti kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, dan gangguan ingatan.
4. Stimulasi Magnetik Transkranial (TMS)
TMS kadang digunakan untuk mengobati depresi berat atau depresi yang tidak merespon pengobatan lain. TMS bekerja dengan meletakkan magnet kuat di atas kulit kepala untuk menstimulasi area tertentu di otak. Jika digunakan dengan benar, resikonya sangat kecil untuk menyebabkan kejang. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi sakit kepala ringan serta nyeri di kulit kepala atau leher.
Intervensi Tambahan dan Perubahan Gaya Hidup
- Olahraga, seperti jogging, berjalan kaki, yoga, atau angkat beban.
- Terapi cahaya yang melibatkan paparan cahaya terang ke mata, biasanya di pagi hari. Ini paling efektif ketika depresi berkaitan dengan kurangnya paparan cahaya saat musim dingin.
- Buku swabantu yang berbasis pada CBT bisa efektif, terutama jika digunakan dengan bimbingan tenaga kesehatan.
- Makanan/Nutrisi, seperti asam lemak Omega-3 (minyak ikan), kunyit/kurkumin, dan pengobatan tradisional Tiongkok.
- Dukungan dari sesama penyintas. Mereka adalah orang-orang yang telah pulih dari depresi dan dapat memberikan dukungan kepada yang sedang mengalaminya. Dukungan ini bisa berbentuk kelompok dukungan sebaya, forum daring, atau layanan dukungan sebaya yang difasilitasi oleh layanan kesehatan mental.
Contoh bentuk dukungan yang diberikan oleh mereka meliputi:- Dukungan emosional dan sosial yang efektif.
- Memberi harapan dengan menunjukkan bahwa pemulihan itu mungkin.
- Memberikan saran praktis untuk mencapai pemulihan.
Menemukan Keseimbangan dalam Pengobatan
Pengobatan untuk depresi bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya, apakah ringan, sedang, atau berat. Kebanyakan orang akan mendapatkan manfaat dari pendekatan holistik, yang bisa mencakup:
- Strategi self-help
- Terapi bicara
- Penggunaan obat, jika memang diperlukan
Setiap orang memiliki pengalaman yang unik terhadap depresi, jadi mungkin akan membutuhkan waktu untuk menemukan kombinasi pengobatan yang paling cocok untuk kamu.
Pahami bahwa proses penyembuhan tidak selalu berjalan lurus
Pemulihan dari depresi bukanlah jalan yang lurus. Akan ada hari-hari yang baik dan hari-hari yang sulit. Kadang-kadang, seseorang bisa mengalami kemajuan besar, lalu disusul dengan kemunduran atau kekambuhan – dan itu sepenuhnya normal.
Hal yang penting adalah mengakui setiap langkah maju, sekecil apa pun kelihatannya. Momen-momen kemajuan ini adalah tanda dari proses penyembuhan dan ketahanan diri.
Jika kamu adalah seorang pengasuh atau pendukung bagi seseorang yang sedang mengalami depresi:
- Bersabarlah dengan perjalanan mereka
- Hindari terburu-buru dalam proses pemulihan mereka
- Berikan pengertian dan dorongan, bahkan saat mereka mengalami kekambuhan
Penyembuhan membutuhkan waktu. Dan setiap langkah – bahkan yang terasa lambat atau menyakitkan – tetaplah sebuah kemajuan menuju kehidupan yang lebih sehat dan seimbang.
