Depresi adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang rendah secara terus-menerus dan berkepanjangan, yang secara signifikan mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Depresi dapat mempengaruhi segalanya seperti tugas harian hingga menemukan kesenangan dalam hubungan, pekerjaan, atau hobi.
Meskipun semua orang pasti pernah merasa sedih atau “down” sesekali, perasaan ini biasanya akan berlalu seiring waktu atau bisa dikelola tanpa bantuan profesional. Sebaliknya, depresi melibatkan tekanan emosional yang lebih intens dan berkepanjangan, yang mungkin memerlukan perawatan dan dukungan profesional.

Jenis-Jenis Depresi
Depresi dapat muncul dalam berbagai bentuk. Berikut beberapa jenis depresi yang umum dan diakui secara klinis:
- Major Depressive Disorder (MDD)
Suasana hati yang rendah disertai dengan gejala-gejala lain yang berlangsung hampir setiap hari selama dua minggu terakhir. Gejala ini mengganggu seluruh aspek kehidupan seseorang, seperti:- Kehilangan motivasi untuk pergi kerja atau sekolah
- Pola tidur terganggu atau sulit bangun dari tempat tidur
- Kesulitan mempertahankan hubungan pribadi yang dekat

- Persistent Depressive Disorder (PDD) / Dysthymia Melibatkan gejala yang mirip dengan MDD, tetapi biasanya lebih ringan dan lebih kronis, berlangsung selama setidaknya dua tahun. Orang dengan PDD mungkin masih dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, tetapi sering merasa rendah atau kehilangan semangat hidup.

- Disruptive Mood Dysregulation Disorder
Kondisi yang terjadi pada masa kanak-kanak, ditandai dengan:- Iritabilitas dan amarah yang parah
- Ledakan emosi yang sering dan intens
Ledakan ini biasanya tidak sebanding dengan situasinya dan lebih ekstrim daripada anak seusianya.
- Premenstrual Dysphoric Disorder
Bentuk parah dari sindrom pramenstruasi (PMS) yang menyebabkan perubahan suasana hati ekstrem, dan dapat secara signifikan mengganggu kehidupan sehari-hari, pekerjaan, dan hubungan sosial. - Substance/Medication-Induced Depressive Disorder
Gejala depresi, kecemasan, psikosis, atau mania yang dipicu oleh penggunaan atau penghentian obat tertentu atau zat adiktif. - Depressive Disorder Due to Another Medical Condition
Gejala depresi yang secara langsung disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, seperti gangguan neurologis, hormonal, atau penyakit kronis. - Jenis Depresi Lainnya
- Perinatal Depression: Depresi yang dialami oleh perempuan sebelum (antenatal) atau setelah melahirkan (postnatal atau postpartum).
- Seasonal Affective Disorder (SAD): Gangguan suasana hati musiman, yang ditandai dengan periode depresi atau mania yang muncul dan berakhir di musim tertentu.
Tanda dan Gejala
Meskipun hanya profesional kesehatan mental yang dapat memberikan diagnosis resmi, penting bagi kamu untuk menyadari tanda-tanda awal depresi. Mengenali gejala-gejala ini pada dirimu sendiri atau orang lain dapat membantu mendapatkan dukungan dan intervensi tepat waktu.
- Pikiran
Kritik diri yang sering, menyalahkan diri sendiri, kekhawatiran berlebihan, pesimisme, gangguan konsentrasi, kebingungan, merasa orang lain menilai kamu secara negatif, hingga pikiran tentang kematian atau bunuh diri. - Perasaan
Sedih, cemas, merasa bersalah, marah, suasana hati berubah-ubah, sulit merasakan emosi, merasa tidak berdaya, putus asa, mudah tersinggung. - Perilaku
Menjauh dari orang lain, mengabaikan tanggung jawab, kehilangan minat terhadap penampilan pribadi, kehilangan motivasi, gerakan lambat, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, makan berlebihan, menggunakan alkohol atau narkoba. - Fisik
Kelelahan kronis, kurang energi, kehilangan nafsu makan, sembelit, perubahan berat badan, sakit kepala, hilangnya hasrat seksual, nyeri tubuh yang tidak bisa dijelaskan.

Krisis yang Terkait dengan Depresi
Dalam kasus yang lebih parah, terutama pada fase awal depresi, seseorang bisa mengalami:
- Pikiran atau perilaku bunuh diri
- Self-harm atau menyakiti diri sendiri (misalnya, mengiris, membakar, atau memukul diri sendiri)
Krisis ini sering kali muncul akibat tekanan emosional yang berkepanjangan, rasa putus asa, dan keinginan yang sangat kuat untuk keluar dari rasa sakit yang luar biasa. Meskipun pengalaman ini bisa terasa menakutkan dan membuat terisolasi, tetap bisa ditangani dengan bantuan yang tepat.
Kalau kamu atau seseorang yang kamu kenal sedang menghadapi krisis kesehatan mental, penting untuk segera mencari dukungan. Hubungi praktisi kesehatan mental dan kesejahteraan, atau layanan hotline krisis. Layanan ini memberikan dukungan secara rahasia, tanpa menghakimi, dan bisa membantu kamu menyusun rencana perawatan atau strategi coping yang sesuai.