Mengakui bahwa kamu mungkin menjadi korban bullying bisa menjadi hal yang sulit. Hal ini dapat membuat kamu merasa rentan dan merasa bahwa situasi sulit yang kamu hadapi berada di luar kendali. Namun, mengenali perilaku tersebut sebagai bullying bisa sangat memberdayakan. Hal ini membuka peluang untuk mencari dukungan, mendapatkan perlindungan, dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi serta menyelesaikan masalah.

Apa saja tanda-tanda bullying?
Ada banyak cara yang digunakan oleh para pelaku bullying atau perundungan untuk menunjukkan kekuasaan mereka atas korbannya:
Secara fisik
- Meninju, memukul, atau mencolok: Meskipun ini mungkin terlihat sebagai tanda yang jelas, beberapa pelaku perundungan sering menyamarkan tindakan mereka. Misalnya, mereka dapat mendorong atau menyenggol korban dan kemudian menghindari tanggung jawab atas tindakan tersebut.
- Invasi ruang pribadi: Pelaku intimidasi mungkin dengan sengaja melanggar ruang pribadimu untuk menciptakan ketidaknyamanan atau ketegangan, yang dapat menyebabkan stres atau bahkan kekerasan. Hal ini juga bisa membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih sulit.
- Bentuk lain dari bahaya fisik atau ketidaknyamanan: Contohnya termasuk menyebabkan rasa sakit sensorik seperti menyorotkan cahaya terang ke mata atau berteriak langsung ke telinga seseorang.
- Reaksi korban terhadap kehadiran pelaku: Respons "fight or flight" sering kali dipicu oleh kehadiran pelaku perundungan, yang dapat menyebabkan detak jantung cepat, mual, atau perasaan cemas yang berlebihan.
Secara verbal
- Umpan balik yang merusak atau komentar menyakitkan: Tidak seperti kritik konstruktif yang bertujuan untuk membantu, umpan balik yang merusak bersifat menghina dan tidak jelas. Misalnya, dengan mengatakan, "Pekerjaanmu tidak berguna dan tidak sebagus yang kamu pikirkan. Lakukan yang lebih baik."
- Menyebarkan rumor atau kebohongan: Pelaku perundungan dapat menyebarkan informasi palsu atau bertindak seolah-olah korban telah melakukan sesuatu yang salah untuk menjauhkannya dari lingkungan sosial.
- Mempermalukan korban dalam kelompok: Beberapa pelaku perundungan menikmati mempermalukan korban di depan orang lain, baik dengan merendahkan, mengucilkan, atau memperlakukannya dengan tidak hormat.
Secara digital (cyberbullying)
- Pelecehan melalui platform digital: Pesan berulang yang menyakitkan, ancaman, atau komentar ofensif di media sosial, aplikasi perpesanan, atau email.
- Penghinaan publik: Membagikan foto, video, atau informasi pribadi yang memalukan untuk mempermalukan korban.
- Pengucilan dari komunitas digital: Menghapus seseorang dari grup obrolan, memblokirnya, atau menyebarkan informasi palsu untuk merusak reputasi mereka.
- Penyamaran dan pencurian identitas: Membuat akun palsu untuk menipu, memanipulasi, atau melecehkan korban.
- Kecemasan atau stres setelah berinteraksi secara daring: Korban mungkin mengalami ketakutan atau menghindari platform digital akibat pelecehan yang mereka alami.
- Cyberstalking dan pemantauan: Terus-menerus mengawasi aktivitas online seseorang, mengirim pesan secara berlebihan, atau melacak lokasi tanpa izin.
Siapa yang bisa menjadi pelaku bullying?
Siapa pun bisa menjadi pelaku bullying. Namun, dalam lingkungan tertentu seperti sekolah, tempat kerja, atau komunitas, individu tertentu lebih berisiko melakukan perundungan terhadap orang lain:
- Orang dengan kekuasaan lebih dalam lingkungan tertentu: Di tempat kerja, ini bisa berupa seseorang dengan posisi lebih tinggi. Di sekolah, siswa yang lebih populer mungkin lebih cenderung melakukan perundungan.
- Orang dengan koneksi sosial yang kuat: Ini dapat memudahkan mereka yang melakukan bullying atau perundingan secara tidak langsung, seperti menyebarkan rumor atau mengisolasi korban dari kelompok sosial mereka.
- Orang yang kurang memiliki moralitas yang baik: Walaupun ini sulit dikenali, cara mereka mengekspresikan pandangan dan keyakinan mereka bisa menjadi indikator. Mereka mungkin sering berdebat tanpa alasan, menolak mengikuti instruksi, atau menolak mengakui kesalahan mereka.

Ciri-ciri pelaku bullying
Pelaku perundungan sering menunjukkan sifat berikut:
- Impulsif
- Melanggar aturan
- Tidak menghormati otoritas lebih tinggi
- Menganggap kekerasan sebagai solusi yang positif
- Mengalami masalah dalam mengelola amarah
- Kurang memiliki empati
Jika seseorang yang kamu kenal menunjukkan perilaku perundungan, ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendorong interaksi yang lebih positif dan penuh rasa hormat:
- Tetap tenang dan dekati dengan empati: Anak-anak atau individu yang melakukan perundungan mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi atau menghadapi tekanan sosial.
- Lakukan percakapan terbuka: Memahami akar penyebab perilaku mereka sangat penting.
- Tetapkan konsekuensi dan harapan yang jelas: Tegakkan batasan sambil mendorong kebaikan dan rasa hormat.
- Tunjukkan perilaku positif: Mencontohkan empati dan keterampilan penyelesaian konflik dapat mempengaruhi perilaku mereka.
- Dukung hubungan sosial yang sehat: Dorong keterlibatan dalam aktivitas yang memupuk koneksi sosial yang positif.
- Bekerja sama dengan sekolah dan profesional: Kolaborasi dengan guru dan konselor dapat membantu mengatasi perundungan secara efektif.
Mengenali tanda-tanda bullying membantu individu, guru-guru, dan orang tua untuk melakukan intervensi dengan lebih efektif. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami bullying atau perundungan, Bullyid.org menyediakan layanan kesehatan mental dan dukungan hukum secara gratis untuk membantu kamu menghadapi situasi ini.
Kunjungi Bullyid.org untuk mengakses sumber daya dan berbicara dengan profesional yang siap membantu kamu.