Sebagai makhluk sosial, hubungan antar manusia sangat penting bagi semua orang. Namun, bukan berarti kamu harus mempertahankan semua pertemanan, terutama jika pertemanan itu tidak sehat. Terkadang, orang yang paling kamu hargai atau yang paling lama kamu kenal justru bisa menghambat kamu, bukannya membantu kamu berkembang. Mempertahankan hubungan yang tidak mendukung pertumbuhan kamu dapat menimbulkan lebih banyak masalah atau stres daripada manfaatnya. Itulah mengapa penting untuk mengenali dan mengatasi pertemanan yang tidak sehat.
Mengidentifikasi Pertemanan yang Tidak Sehat
Kecil kemungkinan kamu dan teman kamu akan memiliki nilai yang sama persis, tetapi semua persahabatan yang sehat harus memenuhi standar dasar tertentu. Jika kamu merasa sebuah pertemanan mungkin toxic - karena perilaku kamu, mereka, atau keduanya - tanyakan pada diri kamu pertanyaan-pertanyaan ini:
- Apakah saya percaya dan curhat kepada teman-teman saya, dan apakah saya dapat dipercaya sebagai balasannya?
- Apakah saya menerima teman saya apa adanya (termasuk kekurangannya), dan apakah mereka juga menerima saya sebagai balasannya?
- Apakah saya memberikan dukungan emosional kepada teman saya, dan apakah mereka juga memberikan dukungan tersebut?
- Apakah ada ketidakseimbangan yang kuat dalam jumlah bantuan atau upaya yang kita lakukan untuk satu sama lain?
- Apakah saya merasa nyaman membela diri di depan teman saya, dan apakah mereka dapat membela diri di sekitar saya?
- Apakah salah satu atau kedua dari kita mengkritik yang lain secara teratur?
- Apakah salah satu atau kedua dari kita cemburu pada orang lain?
- Apakah kamu berdua terbuka untuk berteman dengan teman satu sama lain?
- Apakah kamu berdua bersedia untuk saling mendukung satu sama lain ketika membutuhkan?
- Apakah kamu berdua saling memberikan kegembiraan satu sama lain?
- Apakah saya merasa lelah atau letih setelah setiap kali menghabiskan waktu dengan teman ini?
- Apakah saya merasa terhibur, berenergi dan bersemangat setelah setiap kali menghabiskan waktu bersama teman ini?
- Apakah kita menangani konflik secara terbuka dan saling menghormati untuk menemukan solusi/kompromi yang dapat memperkuat hubungan kita dan membantu kita memahami satu sama lain dengan lebih baik?
- Apakah kita cenderung menghindari percakapan yang sulit dan mengabaikan batasan satu sama lain?
- Apakah kamu berdua bersedia untuk tumbuh dan berubah dengan belajar dari pengalaman kamu bersama dan saling mendukung pertumbuhan pribadi satu sama lain di sepanjang jalan?
Sebelum kamu melanjutkan membaca, luangkan waktu sejenak untuk merenungkan hubungan kamu dengan teman kamu dan tuliskan jawaban kamu untuk setiap pertanyaan. Jawaban yang ideal akan diberikan di akhir artikel.
Jika jawaban kamu berbeda, bukan berarti kamu harus mengakhiri pertemanan. Sebaliknya, gunakan ini sebagai kesempatan untuk memikirkan mengapa pertemanan kamu mungkin kehilangan kualitas tertentu dan bagaimana kamu dapat memperbaikinya.
Menetapkan Batasan yang Sehat
Mendefinisikan seperti apa pertemanan yang sehat bagi kamu sangat penting untuk mengelola hubungan secara efektif. Terlepas dari pertemanan kamu saat ini, luangkan waktu untuk mempertimbangkan apa yang paling penting bagi kamu. Persahabatan yang sehat dibangun atas dasar saling pengertian dan menghormati batasan masing-masing, yang dapat mencakup hal-hal kecil seperti datang tepat waktu atau hal-hal yang lebih penting seperti menghormati privasi pribadi.
Menjadi jelas tentang harapan kamu akan membantu teman kamu memahami apa yang kamu hargai dan antisipasi dari mereka. Misalnya, jika seorang teman sering terlambat, wajar jika kamu mengungkapkan jumlah waktu maksimum yang kamu bersedia untuk menunggu. Demikian pula, dalam hal berbagi informasi pribadi, wajar jika kamu mengharapkan agar detail tertentu tetap dirahasiakan di antara kamu berdua. Jika seorang teman melewati batas, mereka mungkin tidak melihat perilakunya sebagai masalah atau memiliki dampak negatif, tetapi bukan berarti kamu harus mengabaikannya. Pada akhirnya, mendefinisikan ekspektasi dan batasan kamu sendiri akan membantu kamu mengidentifikasi dan mengatasi situasi di mana teman tidak menghormati atau mengabaikan kebutuhan kamu.

Dalam kedua kasus yang disebutkan sebelumnya, adalah adil untuk menegakkan batasan kamu. Namun, bukan tanggung jawab kamu untuk "memperbaiki" seseorang yang mengabaikannya. Peran kamu adalah mengkomunikasikan kebutuhan kamu dengan jelas dan menghormati batasan yang teman kamu tetapkan sebagai gantinya. Jika seorang teman melewati batas, akan sangat membantu jika kamu memberi tahu mereka sehingga mereka mengerti dan tidak mengulangi kesalahan tersebut di masa depan. Berlatih memaafkan dan saling memberi maaf juga dapat membantu membangun kembali kepercayaan, membantu kamu semua belajar untuk tumbuh, beradaptasi, dan memperkuat ikatan kamu dari waktu ke waktu.
Ketika membuka dialog ini, penting untuk mengingat nilai yang disoroti dalam pertanyaan kedua dari kuesioner* - menerima teman kamu apa adanya, termasuk kekurangannya. Proses penyelesaian konflik atau ketidaksepakatan dapat menjadi kabur atau rumit ketika didekati melalui lensa penilaian yang diasumsikan (yaitu, interpretasi yang tidak akurat atau miring terhadap tindakan dan / atau niat teman kamu). Alih-alih mengkritik ketika kesalahan dilakukan, fokuslah untuk mengkomunikasikan batasan kamu, apakah itu batasan yang sudah ada atau yang kamu buat karena situasi yang sulit. Lebih sering daripada tidak, masalah ini berasal dari kesalahpahaman atau kesalahan, bukan karena teman kamu sengaja menyakiti atau menjadi teman yang "buruk". Oleh karena itu, penting untuk mengomunikasikan batasan-batasan kamu dengan jelas dan teratur, karena orang lain mungkin tidak menyadarinya atau mungkin lupa kecuali kamu menggunakannya - lagipula, tidak ada yang bisa membaca pikiran kamu.
Mengatasi Persahabatan yang Tidak Sehat
Beberapa ahli berpendapat bahwa tidak ada yang namanya "persahabatan yang toxic," yang menunjukkan bahwa orang jarang toxic secara alami dan tidak mungkin toxic bagi semua orang. Perspektif ini dapat membantu ketika merefleksikan persahabatan kamu, karena berfungsi sebagai pengingat bahwa teman kamu juga manusia.
Mengatasi masalah dalam pertemanan tidak selalu menghasilkan perubahan langsung. Beberapa kebiasaan atau perilaku mungkin membutuhkan waktu untuk diperbaiki. Renungkan perubahan apa yang kamu butuhkan, seberapa penting perubahan itu, dan tetapkan harapan yang realistis. Meskipun persahabatan tidak langsung berubah, bukan berarti persahabatan harus berakhir.

Berkomunikasi dalam Pertemanan yang Tidak Sehat
Jika kamu ingin memperbaiki persahabatan yang telah menjadi tidak sehat, menjaga komunikasi yang sehat sangatlah penting. Komunikasi yang sehat membutuhkan kedua belah pihak untuk berlatih:
1. Mendengarkan secara aktif - mendengarkan dan memahami kata-kata dan perasaan orang lain dengan tulus tanpa menghakimi.
2. Mendengarkan Reflektif - melibatkan pembuatan interjeksi yang bermakna dalam percakapan untuk mengembangkan atau menegaskan pemahaman kamu tentang apa yang telah dikomunikasikan.
3. Wawasan Pribadi - melibatkan latihan kesadaran dalam pertemanan kamu dengan menyadari situasi dan mampu mengatasi pilihan, tindakan, dan konsekuensinya.
Apakah kamu perlu meminta maaf kepada teman atas perilakumu sendiri, mengharapkan permintaan maaf dari mereka, atau keduanya perlu meminta maaf, menggunakan mendengarkan secara aktif dan reflektif - bersama dengan wawasan pribadi - dapat sangat membantu. Ingatlah, permintaan maaf adalah awal dari memperbaiki persahabatan, bukan akhir. Memaafkan memungkinkan setiap orang untuk sembuh, membangun kembali kepercayaan, dan melangkah maju dengan hubungan yang lebih kuat dan lebih sehat. Persahabatan yang sehat membutuhkan upaya berkelanjutan untuk menghindari perilaku yang tidak sehat atau merusak dan untuk menjaga komunikasi yang positif.
Ideal Answers to Questionnaire
- Yes
- Yes
- Yes
- No
- Yes
- No
- No
- Yes
- Yes
- Yes
- No
- Yes
- Yes
- No