Ada sejumlah mitos yang melingkupi kesehatan mental, yang seringkali dapat menambah stigma yang dihadapi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Mitos ini dapat bertindak sebagai penghalang, sehingga orang tidak dapat mengakses bantuan yang mereka butuhkan.
Berikut ini adalah daftar pendapat umum yang salah tentang kesehatan mental. Jawaban alternatif, yang didasarkan pada literatur ilmiah saat ini, tercantum di bawahnya.
Klik atau tap pada kartu-kartu dibawah untuk melihat fakta!
Setiap orang memiliki kesehatan mental dan seperti halnya kesehatan fisik, kita perlu menjaga dan memeliharanya.
Masalah kesehatan mental bukanlah masalah medis yang nyata
Banyak faktor yang dapat berkontribusi pada munculnya masalah kesehatan mental, termasuk faktor biologis, pengalaman hidup yang traumatis dan penyakit fisik.
Masalah kesehatan mental disebabkan oleh karakter atau kepribadian yang lemah
Ada banyak faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Tidak memenuhi hak anak untuk mendapat bantuan dapat memperburuk kondisi kesehatan mental.
Kondisi kesehatan mental adalah hasil dari pengasuhan yang salah
Setiap orang dapat memberikan dukungan esensial kepada orang yang mungkin memiliki masalah kesehatan mental. Jika kamu khawatir seseorang yang kamu kenal memiliki masalah kesehatan mental, cobalah untuk membuka percakapan dengannya tentang hal itu, dan sarankan agar ia berbicara dengan dokter umum atau praktisi kesehatan mental lainnya.
Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk membantu orang dengan gangguan jiwa.
Studi menunjukkan bahwa orang dengan gangguan jiwa dapat mengobati gejalanya dan sebagian bahkan dapat pulih sepenuhnya. Penting untuk diketahui bahwa pemulihan bukanlah hal yang instan, melainkan sebuah perjalanan.
Orang dengan gangguan jiwa tidak akan dapat pulih atau kondisinya tidak akan bisa disembuhkan
Orang yang memiliki masalah kesehatan mental yang terkontrol adalah sama produktif dan dapat diandalkan seperti pekerja lainnya. Bahkan, memiliki pekerjaan dan hidup yang terstruktur dapat membina kesehatan mental yang lebih baik.
Orang dengan gangguan jiwa tidak cocok untuk bekerja
Meskipun iman dan spiritualitas dapat menjadi alat yang ampuh untuk membantu orang pulih dari masalah kesehatan mental, itu tidak boleh menjadi satu-satunya pilihan perawatan. Rencana perawatan yang tepat yang disepakati oleh ODGJ dan penyedia layanan kesehatan dapat mendorong pemulihan yang efektif.
Orang dengan gangguan jiwa dapat mengobati diri sendiri melalui sikap positif dan berdoa. Masalah kesehatan mental muncul akibat mereka tidak memiliki iman yang cukup kuat
Membiarkan orang merasa terisolasi dan sendirian sambil memikirkan pikiran mereka sendiri seringkali merupakan hal yang lebih berbahaya. Mencegah orang untuk membahas masalah yang dihadapinya dapat membuat yang bersangkutan tidak dapat menemukan sistem atau strategi dukungan yang tepat untuk pulih
Membahas masalah kesehatan mental hanya akan memperburuk kondisi mereka
Praktik 'pasung' telah ilegal sejak tahun 1977 di Indonesia, karena merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Orang dengan gangguan jiwa sebenarnya lebih cenderung menjadi korban kejahatan kekerasan, dan hanya 5% tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa.
Mereka yang memiliki masalah kesehatan mental harus dirantai, jika tidak, mereka akan membahayakan orang lain
Setiap orang, baik pria maupun wanita dari segala usia dan semua lapisan masyarakat, rentan terhadap masalah kesehatan mental dan harus mencari bantuan jika dibutuhkan. Meminta bantuan berarti kamu cukup kuat untuk menurunkan ego dan meminta dukungan.
Kamu tidak perlu berbicara tentang masalah atau meminta bantuan seperti konseling - hadapi saja sebagaimana layaknya pria sejati.
Sama seperti kesehatan fisik, kita semua memiliki kesehatan mental yang perlu dijaga. Berbagai faktor gaya hidup dapat meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan mental. Merawat kesehatan dengan menerapkan faktor gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko ini.
Masalah kesehatan mental tidak dapat dicegah
Secara global, sekitar 25% orang akan mengalami masalah kesehatan mental pada suatu saat dalam hidup mereka. Saat ini, ini adalah penyebab utama penurunan kesehatan dan disabilitas, dengan sekitar 450 juta orang menderita masalah kesehatan mental.
Tidak banyak orang yang mengalami masalah kesehatan mental
Mereka yang berjuang melawan depresi akan merasa lega karena memiliki kesempatan untuk berbagi pikiran mereka yang mengganggu, termasuk tentang bunuh diri, dengan orang lain.
Berbahaya untuk bertanya kepada orang yang depresi apakah mereka sedang mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Bunuh diri dapat dicegah. Orang bisa dibantu. Ketika orang ingin bunuh diri, seringkali mereka sangat ambivalen, mereka tidak yakin tentang bunuh diri. Mereka terbelah antara keinginan untuk hidup dan keinginan untuk mati.
Orang yang ingin mati selalu menemukan jalan, orang yang ingin bunuh diri akan menemukan cara untuk mengakhiri hidupnya sendiri, apa pun yang terjadi.
Orang yang meninggal karena bunuh diri sering mengatakan kepada seseorang tentang tidak ingin hidup lagi atau mereka tidak melihat masa depan. Selalu penting untuk menganggap serius siapa pun yang berbicara tentang perasaan ingin bunuh diri.
Orang yang berbicara tentang bunuh diri hanya mencari perhatian.
Di luar, seseorang dapat tampak memiliki semuanya: pekerjaan yang hebat, keluarga yang sehat, kehidupan sosial yang aktif, rumah yang indah, tetapi tidak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi di dalam diri dan pikiran seseorang.
Seseorang yang hidup dengan baik tidak berisiko bunuh diri.
Hampir selalu ada tanda-tanda peringatan sebelum percobaan bunuh diri. Para penyintas bunuh diri sering mengatakan bahwa niat itu tersembunyi dari mereka. Kemungkinan besar niat itu tidak mereka kenali dan sadari.
Upaya bunuh diri atau kematian terjadi tanpa peringatan.
Upaya bunuh diri dianggap sebagai indikator upaya lebih lanjut.
Jika seseorang mencoba bunuh diri dan selamat, mereka tidak akan pernah mencoba lagi.
Setiap orang memiliki potensi untuk bunuh diri. Bunuh diri disebabkan karena seseorang terpapar dengan beragam faktor risiko (biologis, psikologis, dan sosial) yang saling berkaitan satu sama lain.
Hanya tipe orang tertentu yang bunuh diri.
Meskipun bunuh diri dapat direpresentasikan secara berlebihan dalam keluarga, upaya tersebut tidak diwariskan secara genetik.
Bunuh diri adalah keturunan.
Banyak metode bunuh diri yang sangat menyakitkan.
Bunuh diri tidak menyakitkan. Bunuh diri akan menghilangkan rasa sakit.
Perilaku bunuh diri tidak disebabkan karena hal-hal berbau mistis atau gaib. Membawa orang yang mengalami gangguan jiwa ke duku, paranormal, atau “orang pintar” tidak akan menyembuhkan seseorang dari gangguan kejiwaan. Pemikiran bunuh diri muncul disebabkan karena beragam faktor biologis, psikologis dan sosial yang saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi pertimbangan seseorang untuk memikirkan atau mencoba bunuh diri.
Pemikiran bunuh diri disebabkan karena kerasukan jin atau makhluk gaib.
Tingkat bunuh diri untuk kelompok usia ini di bawah rata-rata nasional, dan risiko bunuh diri meningkat seiring bertambahnya usia. Kelompok usia dengan tingkat bunuh diri tertinggi di AS adalah pria dan wanita antara 45 dan 64 tahun. Meskipun kelompok tertentu mungkin berisiko lebih tinggi, bunuh diri merupakan masalah di antara semua usia dan kelompok.
Remaja dan mahasiswa adalah yang paling berisiko untuk bunuh diri.
Perawatan dapat bekerja dan berhasil. Salah satu cara terbaik untuk mencegah bunuh diri adalah dengan mendapatkan pengobatan untuk penyakit mental, seperti depresi, penyakit bipolar, atau penyalahgunaan zat, dan mempelajari cara untuk mengatasi masalah. Menemukan pengobatan terbaik dapat memakan waktu, dan pengobatan yang tepat dapat sangat mengurangi risiko bunuh diri.
Terapi, konsultasi dengan psikolog dan pengobatan untuk mencegah bunuh diri tidak berhasil.
Bunuh diri sering kali disebabkan oleh kombinasi, urutan, atau pengulangan peristiwa kehidupan yang menyedihkan - depresi mungkin hanya salah satu dari banyak stresor yang dihadapi seseorang. Seseorang yang tidak depresi masih bisa berisiko bunuh diri dan tidak semua orang yang menderita depresi meninggal karena bunuh diri.
Bunuh diri disebabkan oleh depresi.
Reaksi setiap orang untuk menanggapi “peristiwa” berbeda-beda, ada yang tidak menimbulkan trauma khusus, tetapi bagi orang lain dapat menimbulkan perubahan drastis. Hal ini disebabkan karena begitu banyak pengalaman dan faktor lain yang saling mempengaruhi satu sama lain. Namun, jika seseorang merasa sudah mengalami terlalu banyak “peristiwa” negatif, maka hal tersebut dapat menjadi pemicu (trigger) bagi seseorang untuk memutuskan untuk mencoba bunuh diri.
Seseorang bunuh diri pasti disebabkan oleh suatu peristiwa tertentu (seperti putus cinta atau faktor ekonomi).
Berdoa dan aktif dalam kegiatan rohani juga dapat membantu menjaga kesehatan mental seseorang, begitupun komunitas keagamaan dapat membantu memberikan dukungan kepada orang tersebut di luar kegiatan ibadah. Namun, faktor pencegah tersebut mungkin tidak lagi dapat membantu ketika tingkat krisis atau tekanan yang dihadapinya sudah terlalu tinggi, sehingga orang tersebut akan menolak makna-makna kehidupan yang diajarkan oleh agama atau sumber lainnya (cognitive deconstruction).
Orang beriman atau beragama tidak mungkin akan bunuh diri.
Black Dog Institute. (n.d.) Helping someone who has a mental illness: for family and friends. https://www.blackdoginstitute.org.au/docs/default-source/factsheets/helpingsomeonewhohasamentalillness_final.pdf?sfvrsn=2
Health direct. (n.d.). Dos and don'ts of discussing mental health issues. https://www.healthdirect.gov.au/dos-and-donts-discussing-mental-health-issues
Human Rights Watch. (2018). Break the chains. https://www.hrw.org/breakthechains
Khalema, N. E., & Shankar, J. (2014). Perspectives on employment integration, mental illness and disability, and workplace health. Advances in Public Health, 2014, 1-7. 10.1155/2014/258614
National Alliance on Mental Illness. (n.d.). Frequently asked questions. https://www.nami.org/FAQ/General-Information-FAQ/Can-people-recover-from-mental-illness-Is-there-a
National Alliance on Mental Illness. (2015). Mental health: faith & spirituality.
Ritchie, H., & Roser, M. (2018). Mental health. Our World in Data. https://ourworldindata.org/mental-health
Stuart, H. (2003). Violence and mental illness: an overview. World Psychiatry, 2(2), 121-124.
Wang, P. S., Simon, G. E., Avorn, J., Azocar, F., Ludman, E. J., McCullosh, J., Petukhova, M. Z., & Kessler, R. C. (2007). Telephone screening, outreach, and care management for depressed workers and impact on clinical and work productivity outcomes. JAMA, 298(12), 1401-1411. 10.1001/jama.298.12.1401
World Health Organisation. (2001). Mental disorders affect one in four people. https://www.who.int/whr/2001/media_centre/press_release/en/
World Health Organisation. (2019). Mental health. https://www.who.int/news-room/facts-in-pictures/detail/mental-health
Gomstyn, A. (2021). 7 common suicide myths-debunked. Retrieved July 2022, from aetna: https://www.aetna.com/health-guide/suicide-myths-and-facts.html
(DPBH), N. D. (n.d.). The Myths & Facts of Youth Suicide. Retrieved July 2022, from https://suicideprevention.nv.gov/Youth/Myths/
Sharma, P. (2021, Desember 20). 8 common myths about suicide. Retrieved July 2022, from Mayo Clinic Health System: https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/8-common-myths-about-suicide
Quek, E. (2018, May). 10 Myths and Facts About Suicide. Retrieved July 2022, from Samaritans of Singapore: https://www.sos.org.sg/blog/10-myths-and-facts-about-suicide
