The Social Dilemma adalah sebuah dokumenter-drama yang dirilis di Netflix tahun ini, dan telah mendorong diskusi seputar adiksi media sosial (Barnet & Bossio 2020). ‘Dokudrama’ ini menyelidiki dampak negatif media sosial dan perusahaan lainnya, seperti Facebook, Twitter, Google, dan Instagram, terhadap masyarakat, terutama melalui pengembangan adiksi untuk mendapatkan keuntungan finansial. Dengan penggunaan media sosial yang mengalami pertumbuhan eksponensial, ketertarikan pada isu adiksi media sosial ini meningkat (Hawi & Samaha 2016).
Adiksi media sosial didefinisikan sebagai sebuah tipe adiksi perilaku yang melibatkan menjadi terlalu khawatir tentang media sosial. Dalam ‘The Social Dilemma’, karakter Isla adalah sebuah contoh utama seseorang berjuang dengan adiksi media sosial. Kekhawatiran berlebihan akan media sosial didemonstrasikan oleh Isla ini disebabkan oleh keinginan tidak terkontrol untuk menggunakan media sosial, dan sering mengakibatkan orang mendedikasikan begitu banyak waktu untuk media sosial sehingga elemen lain kehidupan mereka terdampak secara negatif (Hilliard 2020). Media sosial dapat menjadi adiktif karena media sosial mengaktivasi bagian yang sama dari otak yang teraktivasi dengan penggunaan sebuah zat adiktif.
Seperti adiksi lainnya, adiksi media sosial dapat diidentifikasi dari:
Penelitian menemukan bahwa adiksi media sosial secara negatif berkaitan dengan kepercayaan diri. Lebih jauh lagi, kurangnya kepercayaan diri berkaitan dengan kurangnya kepuasan dengan hidup, berarti adiksi media sosial dapat mengurangi kepuasan hidup (Hawi & Samaha 2016). Adiksi media sosial juga telah ditemukan berkaitan dengan peningkatan kemungkinan mengalami depresi (Robinson et al., 2019).
Sebagai respon terhadap The Social Dilemma doku-drama, Facebook mempublikasikan sebuah tanggapan dimana mereka mengklaim bahwa platform mereka tidak dirancang untuk membuat adiksi, melainkan untuk ‘menciptakan nilai’ (Facebook Company 2020). Tindakan yang diambil oleh Facebook, termasuk perubahan algoritma feed berita, bekerja sama dengan ahli kesehatan mental, dan alat manajemen waktu, menunjukkan bahwa Facebook telah mengambil upaya untuk melawan adiksi media sosial (Facebook Company 2020). Namun, tetap penting untuk mempertimbangkan bahwa Facebook juga didanai oleh iklans, yang berarti peningkatan paparan ke iklan melalui peningkatan penggunaan platform mereka meningkatkan pendapatan mereka.
Jika kamu merasa bahwa kamu atau seseorang yang kamu kenal mungkin adiksi media sosial, atau dalam risiko adiksi media sosial, tips berikut dari Reach Out mungkin dapat membantu (“5 ways to tame your social media use” 2020):
Barnet, B., & Bossio, D. (2020). Netflix’s The Social Dilemma highlights the problem with social media, but what’s the solution?. Retrieved from https://theconversation.com/netflixs-the-social-dilemma-highlights-the-problem-with-social-media-but-whats-the-solution-147351#:~:text=The%20Social%20Dilemma%20focuses%20on,so%20far%20gone%20largely%20unregulated.
Facebook Company. (2020). What ‘The Social Dilemma’ Gets Wrong. Retrieved from https://about.fb.com/wp-content/uploads/2020/10/What-The-Social-Dilemma-Gets-Wrong.pdf
Five ways to tame your social media use. (2020). Retrieved from https://au.reachout.com/articles/5-ways-to-tame-your-social-media-use
Hawi, N. S., & Samaha, M. (2017). The Relations Among Social Media Addiction, Self-Esteem, and Life Satisfaction in University Students. Social Science Computer Review, 35(5), 576–586. https://doi.org/10.1177/0894439316660340
Hilliard, J. (2020). Social Media Addiction. Retrieved from https://www.addictioncenter.com/drugs/social-media-addiction/
Robinson, A., Bonnette A., Howard, K., Ceballos, N., Dailey, S., Lu, Y., & Grimes, T. (2019). Social comparisons, social media addiction, and social interaction: An examination of specific social media behaviours related to major depressive disorder in millennial population. Journal of Applied Biobehavioural Research, 21(1). doi: 10.1111/jabr.12158