Baca dalam Bahasa Indonesia
Read in English

Pemilu & Stress: Mengatasi tekanan

Berkenaan dengan pemilu yang akan diadakan 2 minggu lagi (jangan lupa gunakan hak pilihmu ya!), kami bertanya kepada followers kami minggu lalu mengenai stress karena pemilu. Berikut jawaban-jawabannya!

Jika kalian merasakan hal yang sama seperti yang di atas, atau malah seperti aku, pemilu dapat menjadi sesuatu yang membuat cemas. Aku merasa tegang saat menonton debat, dan saat ditanya pendapatku tentang politik. Aku pun merasa malas saat melihat argumen-argumen online yang penuh dengan informasi-informasi yang tidak benar, dan sangat mungkin aku akan merasa tegang saat menunggu hasil dari pemilu. Hal yang membuat musim pemilu menjadi waktu yang penuh tekanan adalah ketegangan dari kedua kubu pasangan calon (paslon) dan ketidakpastian dari siapa paslon yang akan terpilih nantinya. Tentu saja, hanya akan ada satu pasang kandidat yang dapat terpilih.

Kalau kita lihat kembali pemilu yang diselenggarakan pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo memenangkan pemilu dengan suara sebanyak 53,15%, yang berarti Bapak Prabowo Subianto hanya mendapatkan suara sebanyak 46,85%. Dapat dilihat bahwa dari data yang tersedia, kedua hasil dari pemilu hampir mencapai angka 50%. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat di negara ini terbagi menjadi 2 kubu, atau dapat dikatakan juga bahwa setengah dari masyarakat Indonesia akan kecewa dengan hasil pemilu, tanpa memandang siapa yang akan memenangkan pemilu kali ini.

Lalu, apa saja sih metode yang dapat membantu mengatasi stress yang melanda selama musim pemilu?

Apabila tingkat stress kalian tinggi saat musim pemilu, ini beberapa cara untuk mengatasinya pada saat dan sesudah hasil pemilu keluar:

1. Berhenti sejenak

Di zaman sekarang, mendapatkan informasi tentang politik dan kandidatnya merupakan hal yang sangat mudah. Cukup dengan membuka situs berita, Whatsapp, Instagram atau Twitter dari ponsel kita. Walaupun Tante Najwa Shihab mengingatkan kita bahwa tidak ada alasan untuk tak berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini, penting juga untuk mengetahui seberapa jauh batas kita.

Saat kamu merasa kewalahan dengan stress pemilu, terus membaca berita tidak akan membuatmu tenang. Maka dari itu, berhentilah sejenak atau batasi waktumu dalam mengakses berita tentang pemilu.

2. Lakukan rutinitasmu

Jangan biarkan musim pemilu ataupun hasilnya mengganggu hidupmu, karena masih banyak urusan dan kegiatan sehari-hari yang harus dilakukan. Maka dari itu, lakukanlah rutinitasmu seperti biasa, seperti pergi sekolah, jajan setelah pulang dari kampus bersama teman-teman, atau pergi ke perpustakaan untuk belajar. Hal ini juga bisa jadi distraksi untuk stressmu.

3. Alihkan dirimu
  • Waktu senggang: Beristirahatlah sejenak dan lakukan sesuatu yang kamu sukai! Mungkin melakukan hobimu seperti olahraga yang kamu senangi, mulai membaca buku yang akhirnya kamu punya kesempatan untuk membacanya, ataupun menonton film atau Youtuber yang sedang kamu ikuti.
  • Melakukan aktivitas yang berguna: Beberapa penelitian menunjukkan manfaat dari menjadi relawan. Dengan menjadi relawan, kamu akan lebih terhubung secara sosial dan juga lebih fokus pada hal lainnya. Sebuah penelitian oleh BMJ Open menunjukkan bahwa pada lebih dari 66.000 orang, menjadi relawan memiliki skor yang lebih tinggi dalam kesehatan mental yang baik. Penelitian Musick dan Wilson (2003) juga menemukan bahwa menjadi relawan dapat mengurangi tingkat stress dan kecemasan. Secara spesifik, penelitian Borgonovi (2008) menunjukkan bahwa orang yang menjadi relawan sebulan sekali merasa 7% lebih bahagia. Jadi, kalau kamu tertarik, kenapa tidak salurkan saja energimu untuk membantu komunitas di sekitarmu?
  • Membuat rencana dengan teman-teman dan keluarga: Tempatkan dirimu di sekitar orang-orang yang mendukungmu. Kamu juga dapat bergabung dengan kelompok yang memiliki pemikiran yang sama denganmu, seperti klub di kampusmu atau grup Facebook yang mendukung kandidat yang kamu pilih.

Berikut website untuk membantumu mencari kesempatan menjadi relawan di Indonesia: Indorelawan

4. Hindari zat-zat berbahaya

Hindari penggunaan alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang untuk mengatasi stress karena pemilu ataupun stress karena hal lainnya, karena efeknya hanya bersifat sementara. Hal ini tidak akan mengubah suasana politik, membantumu mengatasi stress karena pemilu, ataupun mengubah hasil pemilu. Malah, hal ini akan menyebabkan efek jangka panjang yang buruk bagi kesehatan fisik dan mentalmu.

Ingat ya! Siapapun yang akan terpilih dalam pemilu kali ini hanya mempunyai satu visi, yaitu untuk membuat Indonesia lebih baik. Penting untuk diingat, walaupun presiden memegang posisi yang tinggi dalam kekuasaan, presiden hanyalah salah satu bagian dari sistem politik yang besar dan kompleks.

Untuk menutup pos ini, pada tahun 2014, kita hanya memiliki 69,58% suara sah. Itu artinya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menyalurkan hak pilihnya. Tim Seribu Tujuan meminta kalian untuk menggunakan hak pilih kalian, dan jangan lupa untuk memilih pada tanggal 17 April ya!

Pelajari stres lebih lanjut di Seribu Tujuan

Borgonovi, F. (2008). Doing well by doing good. The relationship between formal volunteering and self-reported health and happiness. Social Science & Medicine, 66(11), 2321-2334. doi: 10.1016/j.socscimed.2008.01.011

Musick, M., & Wilson, J. (2003). Volunteering and depression: the role of psychological and social resources in different age groups. Social Science & Medicine, 56(2), 259-269. doi: 10.1016/s0277-9536(02)00025-4

Tabassum, F., Mohan, J., & Smith, P. (2019). Association of volunteering with mental well-being: a lifecourse analysis of a national population-based longitudinal study in the UK. Retrieved from https://bmjopen.bmj.com/content/6/8/e011327