Sebuah stigma yang umum di masyarakat jika berpikir kecemasan sosial merupakan sesuatu yang normal. Banyak orang menganggap kecemasan sosial hal biasa, bagian dari kepribadian seseorang dan tidak bisa diubah. Para orang tua juga sering beranggapan kecemasan sosial anaknya akan menghilang dengan sendirinya. Sesuatu yang bersifat sementara. Nyatanya, hal ini tidak sepenuhnya salah tapi tidak semua orang memiliki kecemasan sosial dalam batas yang wajar.
Menurut penelitian, masih banyak orang tidak menyadari dirinya memiliki kecemasan sosial berlebihan atau tidak wajar, yang biasanya disebut gangguan kecemasan sosial. Demikian juga, banyak kasus gangguan kecemasan sosial tidak terdiagnosis dikarenakan kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan. Selain itu, seperti gangguan jiwa lainnya, kurangnya informasi akan adanya terapi yang efektif terhadap gangguan kecemasan sosial telah berkontribusi dalam begitu banyaknya orang dengan gangguan kecemasan sosial yang belum mendapatkan terapi.
Semua orang pasti pernah merasa malu. Hal ini normal. Rasa malu pada dasarnya adalah ciri kepribadian yang normal. Rasa malu biasanya muncul pada situasi sosial. Rasa malu tidak menyebabkan ketidakmampuan dan gangguan pada sebagian besar aspek kehidupan. Lain halnya dengan gangguan kecemasan sosial yang justru sebaliknya.
Sebuah fakta menarik, menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5), khususnya individu berusia di atas 18 tahun dinyatakan tidak perlu lagi mengenali kecemasannya sebagai sesuatu yang berlebihan atau tidak wajar untuk didiagnosis gangguan kecemasan sosial. Akan tetapi, lebih tepatnya, kecemasan harus tidak sebanding dengan bahaya atau ancaman yang sebenarnya.
Ya, ada. Berdasarkan ketakutannya, gangguan kecemasan sosial dapat dibagi menjadi dua yaitu takut terhadap keadaan atau takut terhadap hasil. Selain itu, berdasarkan jumlah situasi sosialnya, gangguan kecemasan sosial dibagi menjadi gangguan kecemasan sosial menyeluruh di mana ketakutan terjadi hampir pada semua situasi sosial dan gangguan kecemasan sosial tidak menyeluruh di mana ketakutan hanya terjadi pada saat berbicara di depan publik atau pertunjukan.
Gangguan kecemasan sosial dapat menunjukkan gejala yang cukup parah sampai terjadi serangan panik. Serangan panik biasanya identik dengan gangguan panik. Keduanya, baik gangguan panik dan gangguan kecemasan sosial dapat dikatakan serupa tapi tetap dapat dibedakan. Gangguan kecemasan sosial secara konsisten terhubung dengan petunjuk dan situasi sosial.
Gangguan kecemasan sosial pada remaja tidak mengejutkan. Masa-masa remaja merupakan suatu fase peralihan dari ketergantungan pada keluarga menuju pembelajaran akan bagaimana berinteraksi dengan teman sebaya, dengan cara yang akan mengatur mereka selama sisa hidup mereka. Remaja akan menjadi semakin otonom dari orang tua dan bergantung pada kelompok sebaya.
Selain itu, masa remaja merupakan suatu fase berkembangnya kesadaran diri di mana remaja mulai mengarahkan perhatian ke dalam dirinya. Kesadaran diri terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi pribadi dan publik. Kesadaran diri pribadi berarti kewaspadaan terhadap pikiran dan perasaan diri sendiri, sedangkan kesadaran diri publik berarti kewaspadaan terhadap diri sebagai objek sosial.
Kesadaran diri publik akan kemudian berkontribusi dalam berkembangnya kecemasan sosial remaja. Peningkatan kewaspadaan diri remaja sebagai objek sosial akan meningkatkan sensitivitas remaja tentang bagaimana orang lain mempersepsikan dirinya. Seolah pedang bermata dua. Satu sisi, kesadaran diri publik dapat membantu remaja membangun perilaku dan hubungan yang lebih dewasa dan bertahan dengan teman sebayanya. Di sisi lain, kesadaran diri publik dapat menimbulkan kerapuhan sehingga meningkatkan kecemasan sosial. Lebih lanjut lagi, penolakan teman sebaya juga meningkatkan kecemasan.
Bagi kamu dengan gangguan kecemasan sosial, ada cara mudah yang dapat kamu latihkan di rumah untuk mengurangi ketegangan dan menenangkan rasa cemasmu yaitu Progressive Relaxation Muscle. Untuk lebih jelasnya, kamu dapat mencari prosedur Progressive Relaxation Muscle dengan melakukan pencarian dalam Web, Youtube atau pergi kepada tenaga kesehatan profesional.
(UK), N. (2021). SOCIAL ANXIETY DISORDER. Ncbi.nlm.nih.gov. Retrieved 19 August 2021, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK327674/.
Jefferson, J. (2021). Social Anxiety Disorder: More Than Just a Little Shyness. Retrieved 19 August 2021, from.
Schneier, F. (2003). Social anxiety disorder. BMJ, 327(7414), 515-516. https://doi.org/10.1136/bmj.327.7414.515
Leigh, E., & Clark, D. (2018). Understanding Social Anxiety Disorder in Adolescents and Improving Treatment Outcomes: Applying the Cognitive Model of Clark and Wells (1995). Clinical Child And Family Psychology Review, 21(3), 388-414. https://doi.org/10.1007/s10567-018-0258-5
Chiu, A., Falk, A., & Walkup, J. (2016). Anxiety Disorders Among Children and Adolescents. FOCUS, 14(1), 26-33. https://doi.org/10.1176/appi.focus.20150029