Mindfulness adalah suatu keadaan dimana pikiran kita berfokus dalam menentukan dan mengenali apa yang kita rasakan pada saat ini, tanpa menilai apa yang sedang kita alami saat ini (Seribu Tujuan). Mindfulness melibatkan kefokusan terhadap momen saat ini tanpa terjebak dalam suatu pikiran atau perasaan yang menilai apa yang sedang Anda alami. Hubungan antara mindfulness dengan kesehatan mental mungkin tidaklah jelas; namun ini merupakan alat yang sangat membantu dalam menjaga kesehatan mental kita. Sejumlah gangguan mental memiliki kesamaan yang umum; perasaan negatif yang kuat yang dapat menyebabkan distres psikologis. Perasaan negatif yang berupa stres, kekhawatiran, kecemasan, rasa takut dapat timbul karena kita tidak berfokus pada saat ini.
Hubungan antara mindfulness dengan kesehatan mental dapat diibaratkan seperti ini; kita tidak memandang dunia seperti yang seharusnya, tetapi sebagai apa yang telah kita alami sebelumnya. Jika kita tidak memiliki kenangan ataupun ingatan mengenai itu, kita tidak akan tahu bagaimana menanggapinya. Ingatan kita telah diakumulasikan sejak kita terbentuk. Semua pengalaman yang kita alami sejak saat itu tersimpan sebagai ingatan. Kemudian ingatan kita di masa lalu timbul kembali dalam dua bentuk; pertama, ingatan-ingatan ini menjadi sebuah pemicu dimana kita ingat sesuatu yang terjadi di masa lalu, dan yang kedua, ketika kita tidak ingin berurusan dengan ingatan mengenai hal yang terjadi di masa lalu tetapi ingatan ini tetap muncul. Konflik timbul ketika ada ketidaksesuaian antara apa yang kita inginkan dengan kenyataan. Ketika masa lalu timbul namun kita tidak mau menghadapinya adalah hal yang menyebabkan konflik. Kita memiliki keinginan, namun realita berbeda dengan apa yang kita inginkan. Hal ini menyebabkan diri kita dikuasai oleh pikiran kita dengan keinginan kita dan bukan realita. Pikiran mengenai keinginan Anda pun muncul kembali, baik secara sadar maupun ga sadar, lalu memasuki celah pikiran. Jika kita mengikuti pikiran ini dan tidak bisa mengendalikannya, timbullah konflik dalam bentuk perasaan negatif, seperti kekhawatiran, stres, kecemasan, atau rasa takut. Mampu untuk tidak mengikuti atau larut dalam pikiran Anda yang timbul, adalah prinsip yang fundamental.
Beberapa penelitian ilmiah telah dilakukan untuk melihat lebih dalam hubungan antara mindfulness dengan kesehatan mental. Penelitian pertama yang berhasil dilakukan oleh John Teasdale di University of Oxford, menunjukkan bahwa pelatihan mindfulness dikombinasikan dengan terapi kognitif mampu mengurangi fase-fase depresi sejumlah 50% dibandingkan klien yang tidak dibantu dengan cara yang sama. Orang yang melatih mindfulness memiliki gejala depresi yang lebih sedikit (Anderson et al, 2007). Praktik mindfulness ditunjukkan dapat memberi manfaat terhadap kesehatan mental, sebab unsur-unsur dari mindfulness, seperti kesadaran dan penerimaan sebuah pengalaman dianggap sebagai berpotensial sebagai pencegah distres psikologis yang efektif. (Keng, Smoski & Robins, 2011) juga untuk menurunkan frekuensi pikiran negatif yang otomatis dan meningkatkan kemampuan untuk melepaskannya. (Frewen et al, 2008). Berdasarkan sebuah penelitian, hubungan positif antara mindfulness dengan kesehatan mental dapat dijelaskan melalui pemenuhan kebutuhan (Bice, Ramsey & Ball, 2014). Pemenuhan, atau rasa puas, berada di bagian inti kebutuhan kebutuhan manusia. Rasa untuk memiliki, harga diri yang tinggi, dan memiliki hidup yang berarti merupakan kunci penting mindfulness untuk kesehatan mental.
"Dalam kata lain, hubungan antara mindfulness dengan kesehatan mental dapat dilihat seperti ini; mindfulness akan membantu Anda mengatasi gejala distres secara psikologis- perasaan negatif yang diketahui sebagai kesamaan dari beberapa gangguan mental."
Manfaat dari mindfulness diakui banyak, tapi ingatlah bahwa bagaimana semua manfaat menggambarkan perubahan positif bagi fase, gejala dan frekuensi pikiran negatif. Kemudian, mindfulness tidaklah digunakan sebagai penyembuh. Contoh skenario untuk menggambarkan hal ini; Anda adalah seorang karyawan dalam sebuah perusahaan tertentu, dan Anda sedang mengalami stres yang cukup berat berusaha untuk menyelesaikan tugas hingga deadline, keseimbangan kehidupan kerja Anda buruk, Anda memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari yang buruk, dan Anda dibayar sedikit. Mindfulness dapat digunakan untuk mengatasi tingkat stres yang Anda alami- namun kondisi Anda tidak akan berubah tanpa pertimbangan yang lebih praktis dan nyata dari perusahaan Anda seperti gaji yang lebih baik. Mindfulness, dalam kasus ini, tidak akan membantu menyelesaikan masalah Anda, tetapi hanya membantu mengatasi akibat dari masalah Anda.
Dalam kata lain, hubungan antara mindfulness dengan kesehatan mental dapat dilihat seperti ini; mindfulness akan membantu Anda mengatasi gejala distres secara psikologis- perasaan negatif yang diketahui sebagai kesamaan dari beberapa gangguan mental. Bagaimanapun juga, harus diperhatikan bahwa melatih mindfulness mengajarkan Anda untuk mengenali pikiran Anda yang datang, diam bersamanya, dan bekerja dengannya; baik pikiran yang baik, atau yang buruk, yang memicu berbagai macam pengalaman. Ketika mindfulness memicu pengalaman atau kenangan negatif, bukanlah berarti bahwa praktik mindfulness tidaklah bekerja- Anda hanya dimaksudkan untuk mengenali pikiran itu dan tidak mengikutinya. Penting untuk ingat bahwa perasaan negatif seperti stres, kekhawatiran atau kecemasan, juga berfungsi sebagai benteng terhadap ancaman. Kita tidak menghilangkan perasaan-perasaan ini sepenuhnya- sebaiknya kita selalu ingat bahwa perasaan negatif yang kuat lah yang kita berusaha menghindari, dan inilah yang dapat kita atasi dengan menjaga kesehatan mental.
Pelajari mindfulness lebih lanjut di Seribu Tujuan
Anderson, N. D., Lau, M. A., Segal, Z. V., & Bishop, S. R. (2007). Mindfulness-based stress reduction and attentional control. Clinical Psychology and Psychotherapy, 14, 449–463.
Bice, M., Ramsey, A., & Ball, J.W. (2014). Relations between mindfulness and mental health outcomes: need fulfilment as a mediator. International Journal of Mental Health Promotion, Doi: 10.1080/14623730.2014.931066.
Frewen, P. A., Evans, E. M., Maraj, N., Dozois, D. J. A., & Partridge, K. (2008). Letting go: Mindfulness and negative automatic thinking. Cognitive Therapy and Research, 32, 758–774.
Keng, S.L., Smoski, M.J., & Robins, C.J. (2011). Effects of mindfulness on psychological health: A review of empirical studies, Clinical Psychology Review, doi: 10.1016/j.cpr.2011.04.006