Ketika kamu berpikir apakah kamu stress atau tidak, tidak bisa dihindari bahwa pada suatu titik dalam hidupmu, kamu pernah atau akan mengalami stres. Stres merupakan kondisi peningkatan aktivitas psikologis dan fisiologis yang muncul ketika kamu menghadapi sesuatu diluar kemampuan bertahan (coping capacity) yang kamu miliki. Stres biasanya merupakan sesuatu yang tidak perlu kamu khawatirkan, faktanya dalam beberapa kondisi stres merupakan hal positif karena memberikan kita energi yang cukup sebelum pertandingan besar, ujian, atau promosi karir. Tetapi jika kita tidak melakukan identifikasi dan merespon hal yang membuat kita stres secara efisien dan benar, stres yang ada bisa berkembang menjadi lebih serius dan dapat mengakibatkan sakit secara fisik ataupun masalah kesehatan mental. Ketika kamu baru saja memasuki dunia kerja atau memiliki banyak pengalaman, atau kamu sekedar tertarik tentang bagaimana mengurangi stress di situasi yang mirip maka membaca artikel ini adalah hal yang tepat. Bacaan di bawah ini dapat digunakan ketika kamu melakukan pembicaraan dengan diri sendiri (self talk). Idealnya kamu melakukan self talk seminggu sekali. Namun, tidak ada aturan khusus mengenai ini serta setiap orang memiliki kebutuhan self talk yang berbeda-beda jadi kamu bisa melakukannya di penghujung hari atau kapan pun kamu merasa butuh untuk melakukannya.
Hey aku, apa yang aku rasakan?
Baik, tidak ada yang salah!
Apabila respon sangat baik, terkadang kita perlu untuk menggali lebih dalam dan melakukan refleksi lebih hati-hati karena kita mungkin memendam perasaan yang sebenarnya karena perasaan tersebut lebih rumit dan sulit untuk ditangani. Kondisi ini normal dan sangat umum, oleh karena itu penting untuk bertanya untuk kedua kalinya kepada dirimu sendiri seperti berikut.
Oke, tapi bagaimana kabarku sekarang? Apakah akhir-akhir ini aku merasa “tidak berfungsi dengan baik”?
Setelah dipikir-pikir, akhir-akhir ini aku merasa sedikit sedih tapi tidak terlalu kupikirkan dan kupikir ini tidak serius.
Apakah ada kejadian penting terjadi saat bekerja selama 2-3 minggu yang lalu yang ada dalam pikiranku?
Membuat daftar kejadian akan cukup menolong. Apabila kamu tidak yakin apakah kejadian itu penting atau tidak, masukkan saja sebagai kekhawatiran! Contohnya sebagai berikut,
Situasi apa yang negatif, membuatku stres, sedih, dan frustasi? Situasi apa yang positif, membuatku bahagia dan termotivasi?
Teman-temanku membuat kejutan merupakan situasi positif. Sisanya negatif.
Bagaimana perasaanku ketika bosku, Sarah, kesal kepadaku?
Itu membuatku merasa seperti pekerjaanku gagal. Membuatku cemas apabila bosku mungkin tidak menyukaiku dan aku mungkin dipecat.
Apakah pikiran ini benar? Apabila tidak, apakah ada reaksi yang lebih tepat?
Tidak, tidak benar. Aku hanya bicara karena takut dan terkejut setelah semua yang terjadi. Sarah mungkin sudah melupakan apa yang terjadi dan seharusnya aku juga. Reaksi yang lebih tepat terhadap kejadian itu adalah mengerti bahwa aku manusia dan aku bisa berbuat salah. Hal itu tidak berarti aku buruk dalam pekerjaanku atau bosku tidak menyukaiku. Aku tidak boleh terlalu terlarut dalam hal ini karena tidak ada gunanya. Jika aku masih khawatir, aku harus bicara dengan Sarah dan memberi tahu.
Penting untuk mengulangi dua pertanyaan di atas terhadap dirimu sendiri pada setiap situasi yang kamu identifikasi sebagai negatif, kemudian membuat rincian skenario dengan kritis, mengidentifikasi self-talk negatif, dan menggantinya dengan pikiran yang lebih positif dan membantu.
Apakah baik apabila aku bicara dengan seseorang tentang apa yang terjadi? Apakah aku tahu dimana mencari pertolongan apabila aku membutuhkannya?
Kurasa bicara dengan orang lain tentang apa yang kurasakan akan membantu. Mungkin aku bisa bicara dengan teman atau orangtua yang aku percaya. Atau bahkan aku bisa bicara dengan Sarah mengenai apa yang aku rasakan akhir-akhir ini saat bekerja. Dia mungkin memiliki saran bagaimana menangani tekanan saat bekerja berdasarkan pengalamannya. Mungkin ada fasilitas dalam kantor untuk membantuku dan kesehatan mentalku seperti koordinator kesejahteraan karyawan, psikolog, atau konselor. Mungkin aku bisa membuat janji dengan mereka. Apabila tidak bisa, aku selalu bisa menghubungi dokter umum yang bisa merujuk ke psikolog atau konselor. Bicara kepada orang lain mengenai perasaanku bisa membantu karena dapat menangani kekhawatiran dengan sikap yang lebih positif dibandingkan terlalu terlarut dengan diriku sendiri, yang akhirnya malah bisa berbahaya.
Penting untuk tahu apakah perasaanmu benar. Apabila kamu merasa sedih, stres, atau tidak nyaman di tempat kerja, kamu selalu bisa bicara mengenai apa yang kamu rasakan dengan seseorang. Seseorang itu bisa jadi orang yang kamu percaya, dokter umum, psikolog atau pegawai yang bisa membantu kamu menangani situasi yang ada, mengurangi perasaan negatif, dan membuat perubahan untuk membantumu saat bekerja. Kamu tidak boleh merasa malu mengenai perasaanmu, mencari pertolongan dan dukungan lebih awal akan mencegah penyakit yang lebih parah atau kekhawatiran. Jadi, jangan malu untuk bercerita atau mencari pertolongan tentang apa yang kamu rasakan!