Apa itu PTSD?
Post traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan gangguan kejiwaan yang dapat terjadi karena telah menyaksikan atau mengalami peristiwa traumatis, seperti:
- Bencana alam
- Kecelakaan serius
- Terorisme
- Perang/pertempuran
- Pemerkosaan atau kekerasan lainnya
- Melihat atau terancam kematian
Apa penyebab PTSD?
Sekitar 60% orang mengalami peristiwa traumatis sepanjang hidup mereka. Namun, banyak orang dapat pulih sebelum berkembang menjadi PTSD atau jenis gangguan stres lainnya.
Ada berbagai faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan PTSD. Faktor-faktor ini mungkin muncul sebelum trauma, selama trauma atau pasca-trauma.
Faktor risiko trauma riwayat:
- Trauma masa kecil
- Riwayat kejiwaan
- Ketidakstabilan keluarga
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang
- Diskriminasi sosial/ekonomi
Faktor risiko trauma langsung:
- Peristiwa yang mengancam jiwa dan mengakibatkan cedera atau kematian
- Jika peristiwa traumatis terjadi di tempat yang sebelumnya dirasa aman, mis. rumahmu
- Pengalaman traumatis langsung dan tidak langsung
- Menyaksikan peristiwa traumatis
- Merasa seolah-olah tidak memiliki kendali atas peristiwa traumatis yang dialami
Faktor risiko pasca-trauma:
- Kurangnya dukungan atau perlakuan sosial
- Penyebab stres dan peristiwa stres lainnya yang sedang berlangsung
- Koping yang tidak memadai atau merusak
Gejala PTSD
PTSD ditandai dengan:
- Pikiran dan perasaan gelisah yang intens tentang peristiwa traumatis, lalu kemudian mereda.
- Teringat kejadian kembali melalui kilas balik dan mimpi buruk.
- Menghindari tempat, orang, dan kejadian-kejadian yang mengingatkan pada peristiwa traumatis.
- Reaksi abnormal terhadap pemicu, seperti suara keras.
- Suasana buruk dan kurang baik yang memicu kesadaran, seperti:
- Amnesia sebagian tentang suatu kejadian
- Keadaan emosi negatif tentang diri sendiri, orang lain, atau dunia luar (mis. “Tidak ada yang bisa dipercaya”)
- Pembelokan keyakinan tentang suatu kejadian
- Hilangnya minat dalam melakukan aktivitas
- Merasa terpisah dari orang lain
Orang dengan PTSD juga mengalami mengubah perilaku.
Seseorang mungkin menampilkan:
- Perilaku mudah terganggu disertai dengan ledakan kemarahan
- Perilaku sembrono atau melukai diri sendiri
- Hypervigilance
- Respon terkejut yang berlebihan
- Gangguan tidur
PTSD dapat didiagnosis ketika gejala-gejala di atas terjadi selama lebih dari satu bulan.
Perawatan dan dukungan
Berbicara kepada teman dan keluarga atau membuat jurnal dapat membantu menyelaraskan emosi dan kepercayaan tentang kejadian tersebut.
Namun, jika gejala-gejala tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari, maka bantuan profesional sangat diperlukan.
Langkah pertama adalah menghubungi dokter, yang mungkin akan mengarahkanmu ke klinik psikolog yang akan membantumu membangun strategi dan keterampilan penguasaan diri. Terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioural Therapy (CBT) merupakan terapi yang efektif untuk PTSD. CBT meliputi:
- Penilaian
- Pengetahuan tentang PTSD (juga dikenal sebagai psikoedukasi)
- Teknik pengelolaan kecemasan
- Restrukturisasi kognitif - mengubah cara berpikir kamu tentang kenangan atau ingatan tertentu
- Ingatan dan kenangan yang berkepanjangan.
Jika perlu, psikiater akan meresepkan obat untuk membantu mengurangi gejala. Obat itu akan diberikan bersamaan dengan perawatan psikologis. Resep yang paling umum adalah benzodiazepin dan antidepresan (seperti SSRI), yang kedu