Apa itu peer-pressure atau tekanan dari teman?
Mengingat semakin meningkatnya dunia digital yang kita tinggali sekarang, tampak jelas maraknya tekanan dari teman, tidak hanya untuk anak-anak dan remaja, akan tapi juga di antara orang dewasa.
Sering kali seseorang mengalami kebingungan mengenai perilaku seperti apa yang membentuk tekanan pada teman, dan bagaimana itu bisa berbeda dari hal sederhana seperti dukungan teman. Contoh utama dari tekanan teman adalah ketika seseorang tanpa henti mendorong atau mempengaruhi yang lain untuk terlibat dalam perilaku yang tidak mereka sepakati.
Hal ini bisa meliputi:
- Memaksa konsumsi minuman beralkohol
- Mengambil bagian dalam kegiatan yang berbahaya
- Memaksa seseorang untuk menghadiri kegiatan sosial atau pesta
- Merokok atau mengonsumsi obat-obatan terlarang
- Dalam konteks sekolah, membolos
Menyerah pada tekanan teman tidak secara otomatis melabeli seseorang dengan sebutan ‘lemah’, dan dapat terjadi sebagai akibat dari:
- Ingin disukai oleh suatu kelompok, atau ingin bergabung dengan kelompok teman tertentu
- Takut akan penolakan atau penghinaan jika mereka tidak bergabung
- Penasaran untuk melakukan hal baru
Katakan “tidak” pada tekanan teman
Walaupun mudah untuk memberitahu seseorang untuk “mengatakan tidak”, perlu diperhatikan bahwa hal ini mungkin akan sulit, khususnya jika mengatakan “tidak” itu dihubungkan dengan penolakan. Pada saat seperti ini, sangat penting untuk bercermin pada kepercayaan pribadi mengenai situasi yang dihadapi.
Beberapa pertanyaan untuk ditanyakan pada dirimu sendiri meliputi:
- Apa keyakinan pribadiku terhadap pengaruh ini?
- Apa yang akan aku lakukan untuk menghadapi nilai dan moral pribadiku?
- Apakah aku melalui ini hanya agar aku disukai oleh teman sebayaku, atau untuk menghindari penolakan mereka?
- Apakah ada konsekuensi yang buruk jika aku tidak melakukan hal ini? Apakah aku terpengaruh oleh kemungkinan konsekuensi ini?
- Dampak positif apa yang akan kudapatkan dari pengalaman ini?
- Dampak negatif apa yang mungkin akan datang dari pengalaman ini?
- Akankah andil dalam pengalaman ini menjadi sesuatu yang akan kubanggakan 10 tahun mendatang?
Bertanya kepada diri sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan ini mungkin dapat memberikan pandangan terhadap niat tulusmu, dan juga dapat menghindarkan konsekuensi yang tidak diinginkan dari tekanan teman. Mengelilingi diri dengan orang-orang yang berbagi nilai yang sama dapat mengurangi kemungkinan terjadinya tekanan teman, dan mendapatkan dukungan dari setidaknya satu orang yang menolak tekanan teman ini sering kali memberimu dukungan untuk menolak tekanan itu sendiri.
Bagaimana bisa tekanan teman mempengaruhi kesehatan mental?
Banyak kebiasaan yang dibawa oleh tekanan teman yang mungkin menambah risiko seseorang untuk mengalami gangguan kondisi kesehatan mental, misalnya:
- Tekanan untuk meminum alkohol meningkatkan risiko penyalahgunaan alkohol
- Tekanan untuk menggunakan obat-obatan meningkatkan risiko penyalahgunaan obat-obatan terlarang
- Tekanan tentang makanan meningkatkan risiko terjadinya gangguan pola makan
Penolakan atau isolasi sosial yang kadang terjadi ketika menolak tekanan teman dapat juga berdampak negatif pada kesehatan mental. Jika hal ini terjadi, penting untuk berkonsultasi pada orang dewasa yang dipercaya atau seorang ahli kesehatan mental untuk mendapatkan nasehat serta dukungan.
Mengapa tekanan teman dapat memicu intimidasi atau bullying?
Ketika seseorang tertekan secara terus menerus untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan, ditindas secara lisan maupun fisik apabila tidak mengikuti perintah, atau dipaksa terlibat dalam situasi yang tidak mereka kehendaki, seperti mereka akan menjadi target intimidasi atau kekerasan. Jika kamu peduli pada ketenanganmu sendiri atau ketenangan orang lain, maka penting untuk berbicara pada orang dewasa yang kamu percayai atau pihak berwenang.
Tekanan teman adalah hal yang biasa terjadi
Yang paling penting, yakinlah bahwa kamu tidak sendirian. Kemungkinannya adalah hampir semua orang yang kamu kenal mengalami tekanan teman dalam beberapa hal. Penting juga untuk memahami bahwa satu kesalahan tidak akan menentukan jalan sepanjang hidupmu — setiap orang melakukan kesalahan, daripada memikirkan hal ini, akan lebih baik jika membuatnya sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.