Apa itu Keluarga?
Banyak cara untuk mendeskripsikan keluarga, meskipun biasanya mereka yang kita panggil keluarga adalah orang-orang yang penting bagi kita. Kamus mendeskripsikan keluarga sebagai unit terkecil dan terdekat dalam masyarakat. Keluarga bisa juga didefinisikan sebagai orang-orang yang tinggal bersama dalam rumah tangga, orang-orang yang menyediakan dukungan emosional dan material, reproduksi, membangun ikatan emosional, dan berbagi masa lalu serta masa depan. Anggota keluarga yang terdiri dari dua orang tua dan anak-anak merupakan sebuah keluarga dengan jenis universal atau tradisional.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai struktur keluarga, berikut beberapa jenis keluarga yang lain:
- Keluarga dengan dua orang tua
- Keluarga dengan orang tua tunggal
- Keluarga adoptif
- Keluarga tanpa anak
- Pasangan yang hidup bersama
- Keluarga gay/lesbian
- Keluarga besar
Sama halnya dengan istilah ‘keluarga’, definisi ‘pernikahan’ bisa jadi bervariasi antar agama, budaya, dan pandangan lainnya. Pernikahan merepresentasikan persatuan yang sah dari pasangan yang didasari oleh cinta, komitmen, dan pada umumnya, keinginan untuk membesarkan anak bersama-sama.
Ada tiga komponen cinta dalam sebuah pernikahan:
- Keintiman: Komponen emosional seperti komunikasi yang lembut dan kasih sayang
- Gairah: Keinginan untuk melakukan kegiatan seksual secara fisik maupun psikis
- Komitmen: Komponen kognitif, yang mengarah pada kesadaran apakah mereka jatuh cinta dan menjaga cinta itu
Karena pernikahan adalah hubungan yang dinamis, penting bagi para pasangan untuk mengetahui bagaimana mengatasi masalah-masalah dan menemukan pendekatan untuk mengatasi konflik. Membicarakan hal ini sejak awal akan sangat berguna untuk hubungan dalam jangka panjang. Setiap pasangan mempunyai cara mereka sendiri untuk bermain peran dalam pernikahan mereka.
Pada umumnya, ada dua jenis pernikahan:
- Pernikahan Tradisional
Suami adalah kepala yang dominan dalam rumah tangga, bertanggung jawab terhadap kestabilan keuangan keluarga. Istri mengambil peran pengasuhan, merawat suami, dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya. - Pernikahan Egaliter
Hubungan yang lebih demokratis, peran pernikahan yang setara, kekuasaan dan otoritas dibagi sama rata.
Tipe Pengasuhan Anak
Pengasuhan anak merupakan proses dalam membesarkan anak serta menyediakan perlindungan dan kasih sayang untuk menuntun mereka menuju kedewasaan. Ada banyak gaya pengasuhan anak. Pengasuhan anak itu kompleks dan memuat banyak sekali tanggung jawab. Menjadi orang tua adalah sebuah komitmen seumur hidup untuk mendidik dan membesarkan anak di saat yang sama. Penting untuk mengetahui kebutuhan dan kompetensi anak untuk keberhasilan pengasuhan anak. Orang tua mempunyai peran yang besar dan bertanggung jawab untuk semua aspek dalam perkembangan komponen anak secara fisik, emosional, sosial, dan kepandaian.
Ada beberapa tipe pengasuhan anak:
- Permisif
Liberal (tidak ada hierarki keluarga), tidak menggunakan hukuman, mendorong anak untuk bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka sendiri. - Otoriter
Hierarki keluarga, mempunyai peraturan keluarga, menggunakan hukuman, komunikasi searah pada anak. - Berwibawa
Relatif ketat, memberikan dukungan emosional terhadap anak, komunikasi dua arah antara orang tua dan anak untuk meningkatkan negosiasi yang bermanfaat sembari membentuk kedisiplinan. - Sabar
Demokratis (tidak ada hierarki keluarga), menerima, mempercayai kemampuan anak untuk mengatur diri mereka sendiri sehingga anak dituntut untuk memiliki perilaku yang dewasa. - Mengabaikan
Tidak ada keterlibatan, hanya merasa bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk anak mereka seperti makanan dan pakaian, mengabaikan peran emosional dan sosial sebagai orang tua.
Hubungan keluarga
- Hubungan orang tua-anak berdasarkan pada ikatan biologis yang dipengaruhi oleh kondisi perkembangan dan kontekstual, mempengaruhi perkembangan individu setelah masa kanak-kanak dan remaja.
- Hubungan suami-istri adalah ketika dua individu berpasangan dalam pendidikan, pekerjaan, dan hubungan emosi. Hubungan ini dapat menjadi jauh lebih luas daripada sekedar suami dan istri, tapi juga dengan kedua sisi keluarga dan kerabat.
- Saudara adalah saudara laki-laki dan saudara perempuan yang terikat bersama melalui darah (orang tua biologis yang sama), adopsi, keluarga campuran, pembinaan, dan perihal yang lain. Hubungan saudara berpengaruh dan berlangsung lama. Saudara dapat menjadi sahabat terbaik atau bisa juga menjadi sumber perselisihan dan kecemburuan.
Perceraian
Cerai adalah ketika pasangan menikah memutuskan untuk berpisah secara hukum. Dalam beberapa budaya, perceraian masih dianggap tabu, kutukan sosial, serta dapat menghancurkan keluarga, individu, dan kepercayaan. Badan Pusat Statistik Indonesia menemukan bahwa ada 365.633 kasus perceraian pada tahun 2016.
Dalam proses perceraian, pasangan tersebut perlu bekerja sama untuk membagi aset finansial dan utang, properti fisik, perwalian, pengaturan keuangan, dan rencana pengasuhan untuk anak-anak mereka. Untuk beberapa orang, perceraian dapat membawa dampak negatif seperti rasa kehilangan, stres, mempengaruhi identitas pribadi, kesejahteraan emosional, dan gaya hidup secara umum. Perceraian dapat menjadi waktu yang sulit untuk banyak orang serta dapat memicu kesedihan, penyalahgunaan obat-obatan, dan depresi.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan perceraian:
- Interpersonal: kepuasan yang rendah, kekerasan fisik dan lisan, cekcok di dalam pernikahan
- Eokonomi
- Faktor latar belakang: pendidikan yang rendah, agama, usia yang masih muda
Bukan hanya pasangan tersebut yang akan merasakan perasaan buruk setelah perceraian terjadi, tapi juga dapat berimbas pada anak-anak mereka. Anak-anak yang orang tuanya bercerai mungkin terpengaruh kesejahteraannya, menjadi bingung serta merasa kehilangan, dan juga efek lain seperti ketidakstabilan keuangan, pendidikan, dan nutrisi.
Beberapa intervensi yang dapat membantu meringankan efek negatif pada anak selama masa perceraian orang tua:
- Penjagaan anak bersama: hak dan tanggung jawab hukum diberikan kepada kedua orang dari anak, dengan cara pembagian waktu secara bergantian dengan masing-masing orang tua.
- Intervensi yang berorientasi pada anak: sesi terapi privat maupun kelompok untuk membantu anak meringankan berbagai masalah yang muncul dari perceraian.
- Intervensi yang berfokus pada keluarga: pendidikan mengenai perceraian, mediasi perceraian, dan intervensi kesehatan mental untuk membantu orang tua agar bisa membantu anak-anak mereka.